"Bingkisan" dari Jalan Dakwah

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh !!!

Saudaraku seperjuangan..!!!
Alhamdulillah,washalatu wa salamu 'ala Rasulillah kembali kita bertemu lewat forum yang tercinta ini, setelah beberapa pekan ana sempat absen.
Saudaraku, kali ini ana datang dengan membawa sebuah “bingkisan” yang didapatkan dari jalan dakwah. Sebuah bingkisan dari Allah subhanahu wa ta'la yang mutlak diterima oleh sebuah jama'ah dakwah. Bingkisan yang tidak seharusnya ana berikan kepada antum sekalian, karena mungkin antum sekalian telah menerima bingkisan seperti ini dan bahkan lebih “nikmat” lagi. Bingkisan seperti ini merupakan bingkisan pertama yang kami dapatkan setelah beberapa tahun menelusuri lorong-lorong dakwah di kampus.

Kamis, 5 Maret 2009, Ketika ana sedang beristirahat sambil menonton TV, HP ana bergetar menandakan ada pesan masuk. Pesan dari seorang ikhwa yang isinya menanyakan Kapan ana balik ke Gorontalo, kebetulan waktu itu ana berada di Manado, sedang melaksanakan kunjungan lapangan ke beberapa pabrik. Ana akan balik hari sabtu, itu jawaban ana. Selang beberapa saat, ikhwa tersebut kembali mengirimkan pesan singkat kepada ana. Isi dari pesan tersebut adalah undangan pertemuan yang akan dilaksanakan hari jum'at 6 Maret 2009, dimana agenda pertemuan tersebut adalah membahas masalah yang terjadi di akhwat. Ana penasaran dengan SMS ini, kemudian ana menanyakan “masalah apa yang terjadi sama akhwat”. Jawaban ikhwa tadi ; “ada akhwat (NM) yang terkena syubhatnya MANIS”. Ana menanyakan kembali :”akhwat yang mana yang kena syubhat”. Akan tetapi, ikhwa tersebut belum mengetahui dengan jelas tentang masalah ini.

Setelah tiba di Gorontalo, Senin, 9 Maret Kami yang tergabung dalam Forum Kajian Mahasiswa Islam- Ulul Albaab (FKMI-UA) mengadakan pertemuan untuk meng-clear-kan masalah ini. Laporan dari seoarang akhwat yang merupakan teman dekat dari “NM” memaparkan bahwa “NM” adalah Kepala Biro Humas Lembaga Keakhwatan FKMI-UA. Masalah ini sudah berlangsung kurang lebih sebulan, akan tetapi “NM” baru menyampaikannya kepada akhwat (teman dekatnya) pekan terakhir ini . Alasan berpisahnya dia dari jama'ah sangat simple, yaitu FKMI-UA merupakan sebuah ORGANISASI sementara 'NM” mendapatkan “'ilmu” baru bahwa ORGANISASI adalah bid'ah. Sebuah keputusan yang semestinya tidak dilakukan oleh seorang “intelektual muda”. Keputusan inilah yang membuatnya berpindah dari ORGANISASI ke.........(entah apa mereka menyebutnya). Keputusan ini merupakan “bingkisan” yang cukup menyayat hati, sangat menyedihkan bahkan sampai meneteskan air mata, Why Not ? Kurang lebih setahun sejak kami mendirikan FKMI-UA, kami jalan bersama di jalan dakwah, telah merasakan bersama pahit-manisnya perjuangan di jalan Allah. Namun, hanya dengan satu kata “ORGANISASI” membuat ukhuwah yang selama ini dirajut akhirnya putus, Na'udzubillahi min dzalik.

Itulah bingkisan dari kami (FKMI-UA Gorontalo), melalui forum ini kami meminta saran, pendapat dan solusi dari antum sekalian yang mungkin telah merasakan “nikmatnya” bingkisan seperti ini.Wallahu a'lam

Jazakumullahu khairan

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh...
Afwan jika ana berani memberikan komentar terhadap tulisan di atas. Bukan berarti ana mempunyai capable dalam masalah ini, tetapi hal yang serupa juga pernah hinggap dalam memori perjalanan dakwah ana yang tidak semulus akhwat dan ikhwan lainnya.

Ana juga meminta maaf karena sempat hilang beberapa waktu dari dunia maya ini karena harus berjuang melawan penyakit yang senantiasa senang berada dalam kehidupan ana.

Bismillah...
Mungkin apa yang akan ana paparkan bukan sebuah solusi tetapi sekedar bahan untuk direnungkan dan dikaji lebih lanjut tentang kondisi yang terjadi pada akhwat dan ikhwan sekarang.

Membaca pengalaman saudara kita mungkin sangat miris untuk dipercaya, tetapi itulah dakwah. Tidak semua orang bisa bertahan dengan pemahaman yang ada pada dirinya dan apa yang sebenarnya.
Terlalu banyak godaan dunia yang harus dilalui untuk tetap bertahan melawan semua itu.
Mungkin saja, akhwat tersebut tidak memiliki keyakinan yang amat dalam tentang apa yang selama ini beliau dapatkan. Ditambah lagi mungkin kekecewaan terhadap organisasi yang dia geluti sebelumnya.
Boleh jadi beliau (baca: akhwat) tersebut mendapatkan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut hingga ketika dalam masa kebimbangan, ketidakpercayaan bahkan kekecewaan, beliau mendapatkan suatu ilmu (entah itu percakapan ataupun tulisan yang membahas tentang organisasi) yang membahas semua itu. Nah, pertentangan ataupun perkelahian fikiran serta batin yang terjadi pada beliau boleh jadi lebih berat kepada yang menyatakan bahwa organisasi itu bid'ah.

Tidak sedikit juga kita melihat bahwa saking fanatiknya dengan organisasi yang mereka geluti, hal-hal sepele pun terkadang dianggap biasa, padahal itu dosa kecil yang lama kelamaan bisa menjadi dosa besar. Na'udzubillah mindzalik.

Untuk saudaraku yang memiliki teman seperti itu, mungkin ada baiknya antum dan antunna mengadakan pendekatan yang lebih intens dan coba tabayyun apakah keputusan dan jalan yang akan beliau tempuh sudah terfikir dengan matang dan sesuai dengan AlQur'an dan Assunnah. Jangan sampai kita termasuk ke dalam 73 golongan yang tidak masuk ke dalam JannahNya hanya karena kita tidak berpegang pada 2 perkara tersebut.

Renungan:
Terkadang kita hanya melihat kesholehan seseorang dari kamuflase pakaiannya dan tidak menilik lebih jauh apa yang terpatri dalam diri seseorang tersebut....
Sholeh tidaknya seseorang hanya bisa dilihat dari akhlak yang sehari-hari yang mencerminkan orang tersebut...
Wallahua'alam.

Untuk saudara(i) ku seiman, perjuangan memang berat dan ingatlah bahwa ada saudara(i) kita yang mungkin tak terlihat oleh mata membutuhkan pertolongan kita untuk tetap di jalan dakwah. Tentu kita tidak mau melihat saudara kita binasa oleh api neraka, bukan???

Wassalam
al_ghariby

al_ghariby wrote:

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh...
Afwan jika ana berani memberikan komentar terhadap tulisan di atas. Bukan berarti ana mempunyai capable dalam masalah ini, tetapi hal yang serupa juga pernah hinggap dalam memori perjalanan dakwah ana yang tidak semulus akhwat dan ikhwan lainnya.

Ana juga meminta maaf karena sempat hilang beberapa waktu dari dunia maya ini karena harus berjuang melawan penyakit yang senantiasa senang berada dalam kehidupan ana.

Bismillah...
Mungkin apa yang akan ana paparkan bukan sebuah solusi tetapi sekedar bahan untuk direnungkan dan dikaji lebih lanjut tentang kondisi yang terjadi pada akhwat dan ikhwan sekarang.

Membaca pengalaman saudara kita mungkin sangat miris untuk dipercaya, tetapi itulah dakwah. Tidak semua orang bisa bertahan dengan pemahaman yang ada pada dirinya dan apa yang sebenarnya.
Terlalu banyak godaan dunia yang harus dilalui untuk tetap bertahan melawan semua itu.
Mungkin saja, akhwat tersebut tidak memiliki keyakinan yang amat dalam tentang apa yang selama ini beliau dapatkan. Ditambah lagi mungkin kekecewaan terhadap organisasi yang dia geluti sebelumnya.
Boleh jadi beliau (baca: akhwat) tersebut mendapatkan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut hingga ketika dalam masa kebimbangan, ketidakpercayaan bahkan kekecewaan, beliau mendapatkan suatu ilmu (entah itu percakapan ataupun tulisan yang membahas tentang organisasi) yang membahas semua itu. Nah, pertentangan ataupun perkelahian fikiran serta batin yang terjadi pada beliau boleh jadi lebih berat kepada yang menyatakan bahwa organisasi itu bid'ah.

Tidak sedikit juga kita melihat bahwa saking fanatiknya dengan organisasi yang mereka geluti, hal-hal sepele pun terkadang dianggap biasa, padahal itu dosa kecil yang lama kelamaan bisa menjadi dosa besar. Na'udzubillah mindzalik.

Untuk saudaraku yang memiliki teman seperti itu, mungkin ada baiknya antum dan antunna mengadakan pendekatan yang lebih intens dan coba tabayyun apakah keputusan dan jalan yang akan beliau tempuh sudah terfikir dengan matang dan sesuai dengan AlQur'an dan Assunnah. Jangan sampai kita termasuk ke dalam 73 golongan yang tidak masuk ke dalam JannahNya hanya karena kita tidak berpegang pada 2 perkara tersebut.

Renungan:
Terkadang kita hanya melihat kesholehan seseorang dari kamuflase pakaiannya dan tidak menilik lebih jauh apa yang terpatri dalam diri seseorang tersebut....
Sholeh tidaknya seseorang hanya bisa dilihat dari akhlak yang sehari-hari yang mencerminkan orang tersebut...
Wallahua'alam.

Untuk saudara(i) ku seiman, perjuangan memang berat dan ingatlah bahwa ada saudara(i) kita yang mungkin tak terlihat oleh mata membutuhkan pertolongan kita untuk tetap di jalan dakwah. Tentu kita tidak mau melihat saudara kita binasa oleh api neraka, bukan???

Wassalam
al_ghariby

syukran atas masukannya

asslamualaykum. kabae apa semua?
f1, ane baru aja OL lagi.

bahaya organisasi adalah fanatisme terhadap organisasi itu sendiri. padahal berada di organisasi manapun asalkan tidak menganggap organisasinya sendiri yang masuk surga tidaklah mengapa. Selama tidak terjadi fanatisme, tidaklah memasukkan kita kepada ahlul bid'ah.

selain itu, dalam berdakwah, organisasi itu hendaknya tidak merahasiakan sesuatu terhadap objek dakwahnya (mis: karena kamu masih maba yah, gak boleh belajar ini itu karena khusus buat senior!). kemudian tidak boleh ada bai'at (penjelasannya coba tanya admin).

Wallahu 'alam

Assalamu'alaykum.........
ana yang baru join di forum ini ingin sedikit berbagi..........

Ana punya seorang teman. Beliau dulu-nya aktif di WI, kemudian ia menikah dengan istrinya yang sama-sama satu jamaah. Lalu ketika menikah, ia pun pindah ke jamaah lain (PKS), sedangkan istrinya ke MANIS, selama ini hubungan mereka harmonis.....Sang istri tidak meminta cerai dari suaminya lantaran ia berorganisasi. Begitupun sang suami tetap mengizinkan istrinya untuk selalu ta'lim di MANIS. Kedua-duanya bahkan saling mendakwahi, saling berbeda pendapat dan pandangan.........tapi semua itu tidak membuat mereka retak.

Jika perbedaan itu bisa bertahan dalam hubungan yang begitu sakral (pernikahan), lalu kenapa perbedaan itu bisa retak dalam hubungan biasa (muamalah) dalam dakwah kampus ?

wallahu'alam.........

Assalamu'alaikum warahmatullah....

Selisih faham dalam suatu organisasi adalah hal yang wajar, namun perlu ada penanganan khusus sehingga tidak jatuh dalam hal dendam dan penyakit hati lainnya dan itu bisa menjadi awal keretakan bahkan bubarnya suatu organisasi....

Sebagai organisatoris apalagi yang Islami, tentu perselisihan sangat ditekan untuk tidak terjadi apatah lagi di dalamnya adalah orang-orang tarbiyahan (ber'ilmu).
Masalah yang ada jangan disikapi terlalu serius tetapi hadapi dengan hati lapang dan fikiran yang bersih dan selalu minta pada Allah jalan untuk dimudahkan keluar dari masalah tersebut. Dengan begitu, tak ada yang bisa menjadikan alasan bahwa perselisihan menimbulkan keretakan....sama halnya dengan pasutri yang dicontohkan sebelumnya oleh saudara achfan...

Wallahu musta'an...

achfan wrote:

Assalamu'alaykum.........
ana yang baru join di forum ini ingin sedikit berbagi..........

kemudian ia menikah dengan istrinya yang sama-sama satu jamaah. Lalu ketika menikah,

Jika perbedaan itu bisa bertahan dalam hubungan yang begitu sakral (pernikahan), lalu kenapa perbedaan itu bisa retak dalam hubungan biasa (muamalah) dalam dakwah kampus ?

wallahu'alam.........

kalo antum suatu waktu mau dijodohin sama orang yang tidak paham dakwah, ada trik menarik yang tidak akan menyakiti orang tua.

1. temui saja calon mempelai wanita itu untuk menyamakan visi dan misi.
2. saat penyamaan visi dan misi, bilang kalo antum ingin berpoligami.
3. jarang ada wanita yang mau dipoligami. wanita itu akan mundur teratur...
4. cara ini belum diuji. bisa manjur bisa tidak